Junta Militer Myanmar berkomitmen untuk memperluas tekanan terhadap etnis Chin yang sebagian besar beragama Kristen. Etnis Chin ini mengalami kelaparan, kerja paksa, penyiksaan dan aniaya, demikian ungkap sebuah kelompak hak azasi manusia Rabu (28/1) lalu.
Kelompak pemerhati hak azasi yang berpusat di New York ini menyatakan bahwa sekitar seratus ribu orang dari etnis Chin yang mengungsi mencari perlindungan hukum internasional.
"Sudah sejak lama, banyak kelompok etnis seperti etnis Chin ini yang mengalami perlakuan kasar dari pemerintah militer yang memerintah Burma," jelas Elaine Pearson, direktur bagian Asia untuk kelompok pemerhati hak azasi manusia tersebut.
"Ini saatnya untuk menghentikan tindakan brutal tersebut dan melakukan perhitungan terhadap pihak militer yang melakukannya. Diharapkan India membuat langkah maju dengan memberikan tempat perlindungan bagi mereka yang datang mencarinya."
Menurut laporan terbaru dari organisasi hak azasi manusia tersebut, etnis Chin ini mengalami aniaya dan dipukuli oleh tentara Myanmar, ditangkap, di kirim ke camp kerja paksa, dan makanan mereka di rampas untuk pasukan Myanmar.
"Tentara Burma menangkap saya," demikian cerita seorang pria Chin yang melarikan diri ke India.
"Mereka menyiksa saya dan mengirim saya ke penjara selama satu minggu. Mereka memukul kepala dan telinga saya. Kemudian saya di kirim ke kamp kerja paksa untuk membangun jalan bagi pihak militer," tambahnya.
Myanmar merupakan tanah air bagi 135 kelompok etnik, dan saat ini sedang mengalami gejolak karena adanya kelompok-kelompok yang menghendaki kemerdekaan.
Chin Nasional Front (CNF) adalah sekelompok gerilyawan yang masih bertempur dengan pemerintahan militer Myanmar.
Hal itu menyebabkan siapa saja yang di curigai berhubungan dengan kelompok CNF ini akan di tangkap oleh pihak militer. Itu sebabnya, etnis Chin yang bermukim di bagian pegunungan dekat perbatasan India banyak yang mengungsi ke India.
Kelompok pengamat hak azasi manusia berharap India mau memberikan perlindungan kepada para pengungsi dan mengijinkan tim kemanusiaan dari PBB untuk memberikan pertolongan pada pangungsi.
Myanmar adalah negara yang mayoritas agamanya adalah Budha, dan sekitar 1 persennya adalah Kristen. Mari berdoa bagi umat Kristen di Myanmar, semoga Tuhan memberi mereka kekuatan dalam menghadapi krisis di negaranya.
Sumber : Christian Post/VM